Friday, January 25, 2008

Peringatan Imam Husain 2






Keterangan foto:
Ustadz Yahya Ba'abud (penceramah), Hamid Karbala dan Habib Husin Assegaf

Peringatan Imam Husain






Para pecinta Ahlul Bait (anggota keluarga Nabi Muhammad SAW) di Banjarmasin, Sabtu, menggelar acara 'Syahadah Imam Husain' di Aula Kantor TNI Angkatan Laut, Jalan A Yani Km 3,5 Banjarmasin.
Kegiatan yang berlangsung tepat pada tanggal 10 Muharram itu juga untuk mengenang syahidnya Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib (cucu Nabi Muhammad SAW) dalam perang di Padang Karbala, Irak, 10 Muharram tahun 61 Hijriah (1368 tahun silam).
Peristiwa yang dikenang umat muslim di dunia sebagai tragedi Pembantaian di Padang Karbala ini menyebabkan gugurnya banyak anggota keluarga Imam Husain dan beberapa pengikut setianya. Antara lain Ali Akbar bin Husain (putra), Qasim bin Imam Hasan (keponakan) dan Hurr bin Yazid Al-Riyahi (komandan pasukan Ubaidillah bin Ziyad yang berbalik arah menjadi membela Imam Husain).
"Beliau (Imam Husain, red) memenuhi undangan, tapi disambut dengan pedang," ujar Ustadz Yahya Ba'abud, saat menyampaikan ceramahnya di hadapan ratusan hadirin.
Yahya mengajak agar para pecinta Ahlul Bait untuk meneladani sifat Imam Husain. "Beliau seorang yang pemberani dan dermawan. Tidak pernah seorang peminta-minta kembali dengan tangan kosong," katanya.
Oleh karena itu, ujar Yahya, jika mengaku cinta kepada Imam Husain, maka seluruh yang dicintai oleh Imam Husain juga harus dicintai. Begitu pula, seluruh yang dimusuhi Imam Husain harus dimusuhi.
Dia menyatakan pribadi Imam Husain tak hanya dipuji oleh kalangan dekatnya, tapi juga diakui oleh pihak lawan. "Muawiyyah (penguasa Bani Ummayyah yang memerangi Khalifah Ali bin Abi Thalib, red) sendiri mengakui 'belum pernah terlihat sedikitpun, ada cela pada diri Imam Husain'" ungkap Yahya. ali

DUKA - Bagi kalangan pecinta Ahlul Bait, 10 Muharram adalah kenangan duka terbunuhnya Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib di Padang Karbala.

Friday, January 4, 2008

Makam Keluarga AlHabsyi



Makam keluarga AlHabsyi di Turbah Sungai Jingah. Paling kiri Sayyid (Said) Idrus bin Hasan AlHabsyi, paling kanan putranya Sayyid Hasan bin Idrus bin Hasan AlHabsyi, Kapten Arab hingga periode awal tahun 1900-an.
Di lokasi Turbah ini ada pula makam keluarga Assegaf, Alaydrus, AlKaff, AlHamid, Aidid.

Makam Keluarga AlHabsyi

Makam keluarga AlHabsyi di Turbah Sungai Jingah. Paling kiri Sayyid Idrus bin

Makam Sayyid Hasan AlHabsyi


Inilah makam Sayyid Hasan bin Idrus AlHabsyi. Lebih dikenal dengan Habib Ujung Murung karena berdiam di Ujung Murung. Habib Hasan adalah Kapten Arab sebelum Sayyid Alwi. Habib Hasan bersahabat erat dengan Surgi Mufti Jamaluddin Sungai Jingah. Saat Habib Hasan mendahului menghadap Sang Khalik, Surgi Mufti menangisi kepergiannya.

Makam Sayyid Idrus AlHabsyi


Sayyid Idrus bin Hasan Al-Habsyi. Sayyid Idrus adalah kepala orang Arab di Banjarmasin. Pada tahun 1863 ia menjadi anggota Dewan Pengadilan di Banjarmasin (sebuah lembaga perwakilan pemerintah pusat yang merupakan bentukan penguasa Belanda pasca dihapuskannya kesultanan Banjar pada tahun 1860). Makam ini dipercaya sebagai yang tertua di kawasan Turbah (pemakam Arab) di Kelurahan Sungai Jingah, Banjarmasin.

Makam Kapten Arab Banjar



Makam di depan adalah Kapten Arab Sayyid Alwi bin Abdullah bin Alwi Al-Habsyi (Berdomisili di Barabai, tetapi meninggal dunia 1967 di Banjarmasin). Makam di belakang adalah Kapten Arab selanjutnya, yakni Sayyid Muhammad bin Abdillah Al-Habsyi. Batu nisan yang berwarna merah berasal dari Singapura. Sayyid Muhammad adalah saudagar kaya raya yang memiliki istri hingga 40 orang. Baik Sayyid Alwi maupun Sayyid Muhammad kelahiran Hadramaut (Yaman Selatan).

Said Hoessin AlHabsyi


Ini foto Said Hoessin bin Machmoed Alhabsy(1905). Foto ini dicuplik dari majalah Bintang Hindia edisi tahun 1905 dan dikirim via email ke saya oleh Donald P Tick (Belanda), Kepala Pusat Dokumentasi Kerajaan-Kerajaan di Indonesia (PUSAKA).
Siapa sebenarnya tokoh ini? Menurut Dick, "He was during the last rebellion of the Royal Family of Banjarmasin the contact person (official) of the dynasty for the Pemerintah Hindia Belanda."