Friday, September 7, 2007

Habib Hamid bin Abbas AlBahasyim


Habib Hamid (wafat 1949) lebih dikenal dengan panggilan Habib Basirih. Basirih adalah nama kampung di Banjarmasin, tempat beliau tinggal. Diantara sekian habib yang terdapat di Banjar, sosok Habib Hamid paling fenomenal. Jalan hidupnya terbilang ganjil.

Di masa berkhalwat, Habib Hamid pernah beberapa tahun tinggal di atas pohon kelapa. Cerita tentang kewaliannya berkembang dalam beberapa versi. Tergantung siapa yang menuturkannya. Misalnya, beliau pernah menolong kapal yang nyaris karam di Laut Jawa (saat kejadian genting itu beliau sendiri masih berada di Basirih). Seorang pejabat tentara Jepang yang mengejeknya, tewas dalam kecelakan pesawat di Sulawesi. Kata-katanya 'bergaram'. Jika tidak dituruti, ada saja musibah yang bakal menimpa.

Ayah beliau Habib Abbas adalah seorang saudagar pemilik kapal dagang. Sejak muda, Habib Hamid membantu orangtuanya dalam perniagaan berkapal itu. Hanya saja, setelah menikah, ulah Habib Hamid tidak bisa dipahami. Habib Basirih sejak saat itu dan seterusnya menceraikan hal-hal bersifat keduniaan.

Pada hari Jumat dan Minggu, makamnya ramai diziarahi oleh pengunjung dari berbagai pelosok daerah bahkan manca negara.

Thursday, September 6, 2007

Habib Ahmad bin Husien Alaydrus


Habib Ahmad bin Husien (wafat 1904) berasal dari Jatinegara, Jakarta. Makamnya persis terdapat di depan Masjid Habib Ibrahim ALHabsyi, Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Beliau memiliki seorang putra bernama Abubakar. Abubakar pernah duduk sebagai anggota DPRD Kalsel. Abubakar bersahabat dengan Idham Chalid. Semasa hidupnya, Habib Abubakar adalah salah satu pemuka NU di Kalsel.

Menurut keterangan, Habib Abubakar-lah yang mempengaruhi ke-NU-an Ideham Chalid. Semula, alam pemikiran keagamaan Ideham Chalid agak dipengaruhi warna Muhammadiyah. Persahabatannya dengan Habib Abubakar membuat tokoh politisi sepuh asal Kalsel yang kini tinggal di Jakarta itu menjadi tokoh NU utama. Ideham Chalid pernah beberapa kali menjabat Ketua PBNU sebelum digantikan Gus Dur.

Habib Abubakar memiliki dua putra yaitu Habib Muhammad (tinggal di Kalua, Kabupaten Tabalong) dan Habib Yahya (tinggal di Bincau, Kabupaten Banjar).

Habib Neon


Habib Muhammad bin Husien Alaydrus lebih dikenal dengan sebutan Habib Neon. Beliau lahir di Tarim (Yaman Selatan) tahun 1902 dan meninggal dunia tahun 1969 di Surabaya.

Menurut sahabatnya, Habib Sheikh bin Ahmad AlMusawa, Habib Neon nggak suka bicara, kalau ditanya baru menjawab. Sopan santun, murah tangan (royal mengasih duit), dan dihormati luar biasa oleh masyarakat biasa hingga para pejabat tinggi negara. Orang miskin datang dihormati.

Gelar Neon karena wajahnya "bercahaya". Semasa hidupnya beliau menyelenggarakan Pengajian Burdah tiap malam Jumat. Majelis ini sekarang diasuh oleh putranya Habib Syekh bin Muhammad Alaydrus.

Habib Ali bin Ahmad Aidid


Habib Ali bin Ahmad Aidid (1900-1950) pernah menikah dengan Syarifah Lawiyah di Grogot, Kalimantan Timur. Waktu pertama masuk di Grogot, Habib Ali pernah dikeroyok sekitar 20 orang penduduk lokal karena mereka merasa tak senang dengan kehadiran Habib Ali. Para pengeroyok itu, menurut cerita pihak keluarga, lengkap bersenjata parang siap membinasakan Habib Ali. Tanpa diduga parang-parang itu berguguran di tanah. Para pengeroyok itu berteriak berulang kali meminta ampun kepada Habib Ali. "Apa salah saya sehingga saya kalian serang?" kata Habib Ali.

Di waktu kecil Habib Ali pernah ikut ayahnya Habib Ahmad bertamu kepada seorang keluarga Tionghoa di Jalan Sulawesi. Maksud kedatangan Habib Ahmad adalah ingin meminjam burung dalam sangkar peliharaan seorang Tionghoa itu. Masalahnya, beberapa waktu sebelumnya Habib Ali tertarik dengan burung dalam sangkar itu dan bermaksud memilikinya. Habib Ali tak berhenti menangis sebelum keinginannya terkabul.

Habib Ahmad pun menemui orang Tionghoa. Permintaan Habib Ahmad ditolak. Tak lama kemudian burung itu mati dan bangkainya dibuang di belakang rumah orang Tionghoa. Habib Ahmad kembali mengunjungi rumah orang Tionghoa untuk menanyakan soal burung. Orang Tionghoa melaporkan bahwa burung peliharaannya telah mati. "Di mana bangkainya?" ujar Habib Ahmad. Orang Tionghoa kemudian menunjukkan tempat ia membuang bangkai burung yang tak bernyawa lagi itu.

Habib Ahmad memungut burung itu itu dan meniupnya. Burung itu bergerak dan orang Tionghoa akhirnya mengizinkan Habib Ali memiliki burung itu.

Habib Muhammad bin Ali Bin Yahya




Habib Muhammad bin Ali bin Hasan Bin Yahya (Pangeran Noto Igomo) selama hidupnya tinggal di Tenggarong selaku penasihat Sultan Kutai. Habib Muhammad Bin Yahya lahir tahun 1844 di Hadramaut. Habib Muhammad adalah datu dari aktor terkenal drg Fadly. Habib Muhammad nikah dengan Aji Raden Lesminingpuri, cucu Sultan AM Sulaiman yang juga anak Sultan AM Alimuddin. Habib Muhammad Bin Yahya meninggal dunia tahun 1947 dan bermakam di pekuburan Kelambu Kuning, Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Sayyid Ibrahim bin Alwi Alkaff

He's married with Shahab's girl, Sept, 2nd 2007. Ibrahim is my friend. He speak frankly.

Monday, September 3, 2007

Sayyid Ibrahim bin Alwi AlKaff Married

Sayyid Ibrahim bin Alwi AlKaff didampingi Habib Agil bibn Salim Bahsin saat tutun dari rumah di Sungai Mesa. Acara pernikahan berlangsung, Minggu (2 September) malam di kediaman memepelai perempuan di Jalan Pekapuran.